Mediasi KAI Commuter: Argi, Anita, dan Alvin Berdamai
KAI Commuter memfasilitasi pertemuan antara petugas passenger service, Argi, dengan Anita dan Alvin terkait kasus tumbler yang hilang di Kereta Rel Listrik (KRL). Pertemuan ini menjadi momen penting dalam menyelesaikan konflik yang sebelumnya viral di media sosial.
Permintaan Maaf dari Argi
Dalam mediasi tersebut, Argi secara langsung meminta maaf kepada Anita dan Alvin. Ia menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan yang dilakukannya selama proses penanganan kehilangan tas tersebut. "Saya Argi minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita, bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya, terima kasih," ujarnya.
Argi juga menegaskan bahwa ia masih bekerja sebagai petugas passenger service di Stasiun Rangkasbitung. Ia tidak dipecat oleh PT KAI, meskipun sebelumnya sempat beredar kabar bahwa ia telah diberhentikan. "Saya masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian commuter line di Rangkasbitung," jelasnya.
Permintaan Maaf dari Alvin
Sebelumnya, Alvin juga telah menyampaikan permintaan maaf dalam momen mediasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa masalah yang muncul di media sosial adalah akibat dari tindakan yang kurang bijaksana. "Permasalahan ini juga sudah memberikan banyak efek bagi segala pihak, baik yang langsung ke Mas Argi hingga ke beberapa pihak yang secara tidak langsung atau langsung terdampak," ujarnya.
Alvin mengatakan bahwa mereka telah melakukan mediasi dan berdamai secara kekeluargaan. "Dari ujian ini kami mendapatkan banyak pelajaran yang mungkin ke depannya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua," tambahnya.
Pernyataan Anita
Anita juga menyampaikan hal senada dengan suaminya. Ia mengaku sudah saling memaafkan dengan Argi. "Untuk saya pribadi atas nama Anita selaku yang memposting tersebut meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya dan Mas Argi sudah saling memaafkan," katanya.

Kronologi Kasus Tumbler Hilang di KRL
Kasus ini awalnya berawal dari unggahan Anita di akun Threadss @anitadwdl ke PT KAI. Ia menceritakan kronologi tumbler-nya yang hilang dan menyalahkan petugas KAI. "TUMBLER TUKU-ku GONE ATAS KE-TIDAK TANGGUNG JAWAB PETUGAS PT KAI @commuterline," tulis Anita.
Namun, dalam postingannya itu, Anita juga mengakui lalai karena meninggalkan cooler bag miliknya di bagasi kereta. "Jadi ceritanya gini. Disclaimer aku minta maaf juga sebelumnya karna faktor lupa jadi ketinggalan coolerbag-ku di bagasi kereta," tulisnya.
Anita menjelaskan bahwa saat turun di Stasiun Rawa Buntu, ia baru menyadari bahwa cooler bag-nya tertinggal di bagasi. Ia segera melaporkan ke petugas dan berhasil menemukan tas tersebut di gerbong kereta. Namun, keesokan harinya, saat ia mengambil tas tersebut, tumbler-nya sudah hilang.

Penjelasan Argi
Melalui akun Threads-nya, Argi menjelaskan kronologi versi dirinya. Menurutnya, saat itu dirinya sedang berjaga dan menerima tas tersebut dari security. Ia lalu menerima barang tersebut, dan tidak sempat mengecek bagian dalamnya. "Saya bawa barang tsb ke ruangan PS dan ditaruh di meja, dan saya langsung balik ke gate dikarenakan masih ramai penumpang," tulisnya.
Namun saat Anita mengambil tas itu, rupanya tumbler tersebut sudah tidak ada di dalamnya. Menurut Argi, saat ia menerima tas itu juga dalam kondisi ringan. Karena dirinya yang malam itu berjaga, ia berniat mengganti tumbler tersebut. "Saya mencoba cari jalan tengah dengan menawarkan untung mengganti kehilangan barang tsb, tetapi penumpang tsb bersikeras untuk ingin barang tsb ada," tulisnya.
Ia juga menyertakan bukti chat bersama suami Anita. Argi mengatakan bahwa dirinya akan mengganti tumbler tersebut. Namun suami Anita tidak menerima penggantian itu hingga akhirnya memviralkan kejadian tersebut di media sosial. Akibatnya, Argi pun dipecat dan harus kehilangan pekerjaannya.
Penjelasan VP Corporate Secretary KAI Commuter
Mendengar kasus viral ini, VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda menegaskan bahwa kabar pemecatan petugas tersebut tidak benar. “Tidak ada pemberhentian terhadap petugas front liner seperti yang ramai dibahas di media sosial,” kata Karina Amanda.
Karina menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penelusuran untuk memastikan kejadian sebenarnya serta berkoordinasi dengan mitra pengelola petugas front liner. Ia memastikan proses penyelesaian dilakukan sesuai aturan dan prosedur kepegawaian yang mengacu pada regulasi ketenagakerjaan.
