Gelombang Penyakit Ancam Anak Korban Banjir Sumatra dengan Imunisasi Rendah

Erfapulsa
By -
0


Anak-anak menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terkena dampak negatif dari bencana banjir yang sedang melanda beberapa daerah di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Kondisi ini memicu berbagai masalah kesehatan yang serius, baik secara fisik maupun mental. Dalam situasi seperti ini, perlindungan terhadap anak-anak sangat penting untuk meminimalkan risiko kehilangan nyawa dan gangguan perkembangan.

Risiko Penyakit yang Mengancam Anak-Anak

Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak rentan mengalami berbagai jenis infeksi penyakit akibat banjir. Beberapa penyakit yang umum muncul antara lain diare, penyakit kulit, campak, tetanus, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), leptospirosis, hingga demam berdarah. Infeksi ini biasanya terjadi karena kontak langsung dengan air banjir yang terkontaminasi bakteri atau virus.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit ini, seperti pemberian obat-obatan dan vaksinasi. Namun, capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) di Sumatra Barat dan Aceh masih jauh di bawah target nasional. Hal ini meningkatkan kerentanan anak-anak terhadap penyakit-penyakit tersebut.

Selain infeksi fisik, anak-anak juga menghadapi ancaman kesehatan mental. Di pengungsian, mereka bisa saja mengalami trauma akibat kehilangan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Selain itu, tumbuh kembang anak juga bisa terganggu karena kurangnya akses terhadap pendidikan dan nutrisi yang cukup.

Data dan Pemeriksaan Kesehatan Anak-Anak

Berdasarkan laporan BNPB, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut mencapai 810 orang, sementara 612 jiwa dinyatakan hilang. Lebih dari 2.600 jiwa terluka, dan lebih dari 570.700 orang mengungsi. Meskipun jumlah anak yang menjadi korban belum diketahui secara pasti, data menunjukkan bahwa banyak dari mereka terinfeksi penyakit seperti diare dan infeksi kulit.

Di Sumatra Utara, IDAI melakukan pemeriksaan kesehatan anak-anak di tiga lokasi terdampak banjir. Hasilnya menunjukkan tingginya angka infeksi ISPA, diare, serta penyakit kulit seperti tinea dan bacterial dermatitis. Di Kota Padang, Sumatra Barat, IDAI juga melaporkan adanya kasus ISPA, diare, dan campak. Sementara itu, di Aceh, tim IDAI mengungkapkan bahwa anak-anak terjangkit ISPA, diare, dan pneumonia.

Ancaman Penyakit Lain Setelah Banjir Surut

Ketika banjir mulai surut, muncul ancaman penyakit baru seperti leptospirosis dan tetanus. Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi urin hewan, seperti tikus. Gejalanya meliputi demam mendadak, sakit kepala, nyeri otot, mata merah, dan kuning pada kulit. Sedangkan tetanus adalah infeksi bakteri yang masuk melalui luka terbuka. Jika tidak segera diatasi, tetanus dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia dan kegagalan pernapasan.

Selain itu, genangan air setelah banjir menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor demam berdarah. Ini menambah risiko penyebaran penyakit tersebut di kalangan anak-anak.

Kebutuhan Dasar Anak-Anak Korban Banjir

Dalam situasi darurat seperti ini, kebutuhan dasar anak-anak harus dipenuhi. Air bersih dan makanan bergizi sangat penting untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. Selain itu, imunisasi pada anak-anak di pengungsian juga menjadi prioritas. IDAI menyarankan agar pos pelayanan imunisasi dibuka untuk memastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi yang lengkap, terutama untuk mencegah penyakit seperti campak.

Untuk ibu dan bayi, ASI tetap menjadi pilihan terbaik karena lebih steril dan mudah dicerna. Penggunaan susu formula dalam kondisi air yang tidak bersih bisa meningkatkan risiko diare dan kekurangan gizi. Selain itu, kebutuhan lain seperti popok bayi, pakaian layak, selimut, dan perlengkapan mandi juga sangat penting.

Peran Pemerintah dan Upaya Bantuan

Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan melakukan segala upaya untuk mengatasi kesulitan yang dialami pascabencana banjir di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Ia menyampaikan hal ini saat mengunjungi lokasi banjir dan longsor di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Pemerintah juga akan terus mengirimkan bantuan kepada korban bencana, termasuk menggunakan kapal besar dan pesawat militer untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses.







Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default