Fakta Menyedihkan: Dua Bocah Tewas Akibat Kekerasan Orang Tiri
Dua bocah mengalami nasib tragis akibat kekerasan yang dilakukan oleh orang tua tiri. Mereka adalah Alvaro Kiano Nugroho (6) dan Raditya Allibyan Fauzan alias RAF (4). Peristiwa ini menggegerkan publik dan menimbulkan rasa prihatin serta kekecewaan terhadap kasus kekerasan terhadap anak.
1. Balita RAF Tewas di Bandung
Kecurigaan terhadap Sari Mulyani, ibu tiri RAF, berawal dari orang tua kandung korban yang tidak percaya bahwa anaknya meninggal dunia karena terjatuh dari kamar mandi. RAF sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Ujungberung pada Sabtu (22/11/2025) hingga dinyatakan meninggal dunia.
Ibu korban, Titawati (29), menemui anaknya langsung di rumah sakit setelah mendapatkan kabar tersebut. Ia terkejut setelah mengetahui bahwa RAF mengalami luka lebam di tangan dan kaki, pendarahan di otak, tulang dada patah, serta tulang kepala retak.
"Saya waktu itu benar-benar syok, tak menyangka kok banyak luka di tubuhnya," ujarnya dikutip dari Tribunjabar.id, Selasa (25/11/2025).
RAF kini sudah dimakamkan di kampung halamannya di Garut. Tita juga sebelumnya sudah melapor secara resmi ke Polrestabes Bandung atas peristiwa yang menimpa anaknya itu. Jika memang terjadi kekerasan terhadap anaknya, ia berharap hal itu bisa diusut tuntas oleh pihak kepolisian.
"Saya minta diusut tuntas, dan dituntut seadil-adilnya," ungkap Tita.
Tita pun kini bersyukur bahwa kasus kematian anaknya itu menemukan titik terang dengan naiknya status Sari Mulyani menjadi tersangka.
"Alhamdulillah ya Allah, mohon diinfokan terus kepada kami perkembangannya," ujarnya di Garut, Selasa (25/11/2025).
Ia menuturkan sejak awal, memang sudah merasa curiga lantaran banyaknya luka tak wajar di sekujur tubuh anaknya. Tati kemudian meminta sejumlah kerabatnya di Garut untuk bersama-sama mencari tahu penyebab kematian RAF.
Sedangkan, Kasatreskrim Polrestabes Bandung, Kompol Anton menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan atas kematian RAF dengan memeriksa sejumlah saksi. Jasad RAF juga sempat menjalani pemeriksaan fisik maupun autopsi sebelum dimakamkan di Garut.
"Hasil kesimpulan kami, memang benar diduga adanya dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal dunia yang setelah kami lakukan investigasi itu terjadi pada Jumat (21/11/2025) di kontrakannya di wilayah Cipadung, Gang Gagak, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung," ujarnya, Senin (24/11/2025).
2. Alvaro Dibunuh Ayah Tiri

Sementara itu, kasus pembunuhan bocah lain yang menggegerkan publik yakni hilangnya Alvaro Kiano Nugroho (6). Bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat dilaporkan hilang sejak 8 bulan lalu ditemukan tak bernyawa.
Pelakunya yakni ayah tiri korban Alex Iskandar. Bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat dilaporkan hilang sejak 8 bulan lalu.
Adapun Alex Iskandar menculik Alvaro di Masjid Al-Muflihun yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal korban di Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Kamis (6/3/2025) silam. Ia lalu membawa Alvaro ke kediamannya di wilayah Tangerang. Di lokasi inilah Alex Iskandar menghabisi nyawa Alvaro.
Alex Iskandar lalu membuang jasad Alvaro tiga hari kemudian, di kawasan Tenjo, Bogor, Jawa Barat. Delapan bulan kemudian jenazah Alvaro baru ditemukan, namun tinggal kerangkanya saja.
Jenazah Alvaro ditemukan di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (23/11/2025).
Sempat Bohongi Saksi
Alex Iskandar sempat membohongi saksi kunci terkait tas plastik yang dibawa saat menghilangkan jejak kejahatannya. Adapun Alex Iskandar menculik Alvaro di Masjid Al-Muflihun yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal korban pada Kamis (6/3/2025). Ia lalu membawa Alvaro ke kediamannya di wilayah Tangerang. Di lokasi inilah Alex menghabisi nyawa Alvaro.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, pelaku membunuh korban dengan cara dibekap. "Pada saat korban dibawa, dalam kondisi menangis yang tidak berhenti, sehingga dibekap hingga meninggal dunia," kata Budi.
Setelahnya, Alex membungkus jenazah korban menggunakan tas plastik berwarna hitam. Jasad Alvaro lalu dibuang di Jembatan Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor pada Minggu (9/3/2025) atau tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang. "Dari hasil pemeriksaan, (Alex) mengakui korban dijemput, sampai dengan dibekap, meninggal dunia, dan dibuang tanggal 9 Maret 2025," ujar Budi.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo mengatakan, temuan kerangka manusia yang diduga kuat merupakan Alvaro berawal dari keterangan saksi berinisial G. Saksi tersebut adalah orang yang diajak oleh tersangka untuk mengangkut plastik misterius itu. Menurut Ardian, saksi G sama sekali tidak mengetahui bahwa plastik yang dibawa ternyata berisi jasad Alvaro.
Tersangka mengaku bahwa plastik tersebut berisi bangkai anjing. "Saksi disampaikan oleh tersangka bahwa isinya bangkai anjing. Mohon maaf, bangkai anjing. Jadi dia tidak mengecek lagi," ujar Ardian, Senin (24/11/2025). Saksi G hanya mengikuti arahan pelaku tanpa curiga. Ia percaya begitu saja pada penjelasan tersangka bahwa plastik hitam tersebut hanyalah limbah bangkai hewan.
"Jenazah Alvaro baru ditemukan pada Jumat (21/11/2025) setelah polisi melibatkan anjing pelacak. Saat ditemukan, jasad korban sudah menjadi kerangka." Di hari yang sama, polisi juga menangkap Alex di kediamannya di wilayah Tangerang. Setelahnya, pelaku dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk diperiksa. Proses pemeriksaan berlangsung maraton hingga Minggu dini hari.
Setelah diperiksa, pelaku dititipkan di ruang konseling karena akan dilakukan tes kesehatan. Di ruangan inilah pelaku mengakhiri hidupnya. "Pada saat tempo waktu proses pemeriksaan itu sampai dengan Minggu dini hari. Jadi, yang bersangkutan dititipkan di ruangan konseling. Kami luruskan kepada rekan-rekan media. Tersangka mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di ruangan konseling," kata Budi.
